Oleh : Sakti Siregar, September 2021
Karena kapal laut (ships) juga bertenaga diesel engine, maka ada kemungkinan untuk mengunakan BioCNG sebagai bahan sistem diesel duel fuel (DDF). Sepertinya kapal besar menggunakan liquefied natural gas (LNG), tetapi yang ukuran medium dapat mengunakan compressed natural gas (CNG).
Pada Agustus 2017, sebuah studi atau percobaan sudah dilakukan di Pasuruan terhadap 400 kapal laut. Ditemukan bahwa kapal berbahan bakar gas lebih hemat 50 persen. Guru Besar Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Bapak Semin, melakukan penelitian pada kapal nelayan di daerah Lekok Kabupaten Pasuruan. Sekitar 400 nelayan terlibat dalam penelitian tersebut. Para nelayan telah difasilitasi untuk konversi bahan bakar dari solar ke gas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Bahan bakar gas untuk sektor transportasi darat dan transportasi laut lebih tepat mengunakan CNG yaitu merupakan gas alam yang terkompresi sebagai bahan bakar gas (BBG) yang diangap lebih bersih jika dibandingkan dua bahan bakar minyak yaitu bensin dan solar karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG ini dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam yang disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan. Bahan bakar gas sektor transportasi akan menambah beban mesin sehingga akan cenderung meningkatkan konsumsi spesifik bahan bakar kendaraan bermotor. Dengan demikian, tekanan kerja bahan bakar gas sektor transportasi rendah sehingga dapat menurunkan kompresi pada mesin, maka akan menekan biaya operasinal sampai 50%.
Selain penelitian tersebut, PLN telah membuat kapal angkut CNG pertama di dunia untuk mengangkut CNG dari Gresik ke Lombok. Ini juga sebetulnya membuka peluang CNG dari Kalimantan dan Sumatera untuk diangkut ke pembangkit listrik milik PLN.
Selanjutnya, uji DDF juga dilakukan pada kapal 30 GT. Uji terap konverter kit untuk kapal 30 GT dapat berhasil dan bisa digunakan oleh nelayan tidak hanya di Semarang, tetapi juga di seluruh Indonesia. Bahkan teknologi konverter kit ini juga dapat digunakan untuk mesin-mesin lainnya, seperti mesin truk dan mesin giling padi.
Gambaran untuk model spesifik kapal dan informasi berapa besar power generatornya bisa dilihat di bawah ini.

Pada Agustus 2012, Pelni mulai subtitusi solar ke gas. Menurut Direktur Operasi PT Pelni, Daniel Bangonan, penggunaan CNG di kapal milik PT Pelni tidak bisa dielakkan lagi mengingat kian mahalnya biaya BBM. CNG pun kini mulai banyak digunakan pada kapal penumpang di negara-negara Eropa, salah satunya Denmark. “Biaya bahan bakar untuk solar sangat tinggi. Kebutuhan solar di Pelni sebanyak 252 juta liter per tahun. Separuh dari operasional PT Pelni habis hanya untuk bahan bakar,” ungkapnya. Dengan memodifikasi mesin propeler di dalam kapal, PT Pelni menargetkan dapat mensubtitusi solar ke CNG setidaknya 30 persen dari penggunaan bahan bakar saat ini.
Di bawah ini terdapat informasi mengenai pelabuhan di Kalimantan Timur yang dapat digunakan untuk penjajakan apakah kapal bisa lebih hemat biaya transportasinya, bila mengunakan CNG yang dibeli dari PT Dharma Satya Nusantara (DSN). PT DSN adalah pelopor bioCNG di Indonesia dan saat ini memiliki 2 (dua) pabrik BioCNG di Muara Wahau, Kalimantan Timur.


Referensi
- Kapal Berbahan Bakar Gas Lebih Hemat 50 Persen https://www.its.ac.id/siskal/id/kapal-berbahan-bakar-gas-lebih-hemat-50-persen/
- PLN Buat Kapal Angkut CNG Pertama di Dunia https://www.viva.co.id/arsip/497022-pln-buat-kapal-angkut-cng-pertama-di-dunia
- Nelayan Bisa Irit Bahan Bakar 60 Persen dengan Konverter Kit https://humas.jatengprov.go.id/detail_berita_gubernur?id=3388
- Pelni Mulai Subtitusi Solar ke Gas https://ekonomi.kompas.com/read/2012/08/11/16584522/pelni.mulai.subtitusi.solar.ke.gas
Pertanyaan diskusi
Jadi bagaimana potensi market CBG (BioCNG atau compressed biomethane) di Kalimantan dan Sumatera yang dekat dengan pesisir laut atau sungai? Apakah ini bisa mulai dilirik oleh para penghasil POME? Menurut anda feasible dan menguntungkan?